Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Sumber
pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu wilayah dapat dilihat atau
diukur dari tiga pendekatan yaitu, pendekatan faktor produksi (Neo
Klasik), pendekatan sektoral dan pendekatan pengeluaran yang meliputi
konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan selisih ekspor dengan
impor. Dalam pendekatan faktor produksi, sumber pertumbuhan ekonomi
dilihat dari faktor-faktor produksi yaitu modal (capital), tenaga kerja (man power) dan kemajuan teknologi (technology progress).
Selanjutnya, untuk melihat sumber pertumbuhan ekonomi dari pendekatan
sektoral yaitu dilihat dari sektor-sektor ekonomi. Sektor ekonomi dalam
hal ini dapat dibagi dalam 3 sektor saja yaitu sektor primer (pertanian
dan pertambangan), sektor sekunder dan kontruksi serta sektor tersier
(jasa-jasa).
1. Pertumbuhan Ekonomi dari Faktor Produksi
Untuk mengukur berapa besar kontribusi masing-masing faktor produksi
terhadap pertumbuhan ekonomi suatu perekono-mian dapat digunakan model
Neo-Klasik dari Robert Solow dengan menggunakan fungsi produksi
Cobb-Douglas yang telah diubah dalam bentuk linear yaitu sebagai
berikut:
Ln Y = ln a + β ln K + l ln L + e
Selanjutnya,
untuk mengetahui besarnya kontribusi masing-masing faktor produksi
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, maka model tersebut digunakan
dengan beberapa perubahan. Untuk variabel modal diprediksi dengan
tingkat investasi total (investasi asing, investasi swasta dan investasi pemerintah) dengan menggunakan data tahun 1969–1993.
Untuk keperluan analisis digunakan data periode 1969 – 1993 dan model Neo-Klasik dari Solow dengan fungsi produksi Cobb-Douglas dalam bentuk linear yang bersifat constant return to scale. Dalam model tersebut, Y merupakan pertumbuhan ekonomi yang diprediksi dari PDB, K adalah kapital yang diprediksi dari investasi dan L adalah jumlah tenaga kerja yang diserap oleh semua sektor. Dari hasil analisis komputer diperoleh hasil sebagai berikut:
Ln Y = 3,152 + 0,321 Ln K + 1,264 Ln L
(11.521) (4.945) (7.210)
R2 = 0,98
F hitung = 510.713
Dalam kurung (…) = t hitung
Selanjutnya
berdasarkan data historis diketahui bahwa, tingkat pertumbuhan ekonomi
Indonesia selama periode 1969–1993 rata-rata sebesar 7,11 persen per
tahun. Tingkat pertum-buhan investasi rata-rata sebesar 9,91 persen per
tahun, dan tingkat pertumbuhan penyerapan tenaga kerja rata-rata adalah
sebesar 2,88 persen per tahun. Untuk mengukur besarnya sumbangan atau
kontribusi masing-masing faktor produksi terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia digunakan rumus seperti yang telah digunakan oleh Alfian Lains
(1990) dengan metode Denisson (1962) yaitu sebagai berikut:
rXi
Kr Xi = ——————- x koefisien Xi
rY
|
KrXi = kontribusi variabel Xi terhadap Y
rXi = rata-rata pertumbuhan variabel Xi per tahun
r Y = rata-rata pertumbuhan Y
Dari
hasil analisis dengan menggunakan model tersebut di atas, diketahui
bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh investasi
dan tenaga kerja. Dengan kata lain, bahwa, pertumbuhan ekonomi
Indonesia diantaranya dipengaruhi oleh adanya peningkatan investasi yang
bersifat langsung. Ini berarti bahwa, pertumbuhan ekonomi Indonesia
selama Pembangunan Jangka Panjang pertama disebabkan karena adanya
peningkatan kuantitas investasi, bukan karena adanya
peningkatan kualitas investasi seperti yang terjadi di banyak
negara-negara maju. Peningkatan kuantitas investasi tidak banyak
berperan dalam meningkatkan kapasitas ekonomi atau skala ekonomi (economic scale). Kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah sebesar 44,79 persen.
Faktor
produksi tenaga kerja mempunyai pengaruh yang positif terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia selama PJP I. Nilai elastisitas tenaga
kerja terhadap PDB Indonesia adalah sebesar 1,264. Nilai elastisitas ini
menerangkan bahwa, jika terjadi peningkatan produktivitas tenaga kerja
sebesar 10 persen, maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat sebesar 12,64
persen. Selanjutnya, setelah dihitung berdasarkan nilai elastisitas
terse-but, maka kontribusi tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia adalah sebesar 51,20 persen.
Kemajuan teknologi atau faktor produktivitas total (Total Productivity Factor)
merupakan bagian dari kegiatan produksi yang sangat penting. Karena,
dengan adanya kemajuan teknologi, produktivitas modal maupun tenaga
kerja dapat ditingkatkan lebih besar lagi dibandingkan dengan adanya
peningkatan modal maupun tenaga kerja saja. Pengukuran kemajuan
teknologi dalam pertumbuhan ekonomi memang merupakan masalah yang tidak
mudah. Kemajuan teknologi dapat dilihat dari beberapa aspek seperti dari
aspek manajemen, tingkat pendidikan, penggunaan teknik-teknik baru dan
lain sebagainya. Dalam hal ini, yang menjadi persoalan bukan dari aspek
mana melihat kemajuan teknologi tersebut, tetapi yang lebih penting
adalah berapa besar kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kemajuan
teknologi dalam pertumbuhan ekonomi menurut Robert Solow (1957)
merupakan residu dari kontribusi modal ditambah kontribusi tenaga kerja
atau dikenal dengan perubahan teknologi (technology changes). Dari hasil perhitungan, ternyata kontribusi kemajuan teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia selama PJP 1 (1969 – 1993) hanya sebesar 4,01 persen.
Dibandingkan dengan hasil penelitian, Robert Solow (1957), Denison
(1962, 1967), dan Kuznets (1971), ternyata kontribusi kemajuan teknologi
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar