Kamis, 18 April 2013

Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Sumber pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu wilayah dapat dilihat atau diukur dari tiga pendekatan yaitu, pendekatan faktor produksi (Neo Klasik), pendekatan sektoral dan pendekatan pengeluaran yang meliputi konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan selisih ekspor dengan impor. Dalam pendekatan faktor produksi, sumber pertumbuhan ekonomi dilihat dari faktor-faktor produksi yaitu modal (capital), tenaga kerja (man power) dan kemajuan teknologi (technology progress). Selanjutnya, untuk melihat sumber pertumbuhan ekonomi dari pendekatan sektoral yaitu dilihat dari sektor-sektor ekonomi. Sektor ekonomi dalam hal ini dapat dibagi dalam 3 sektor saja yaitu sektor primer (pertanian dan pertambangan), sektor sekunder dan kontruksi serta sektor tersier (jasa-jasa).
1. Pertumbuhan Ekonomi dari Faktor Produksi
Untuk mengukur berapa besar kontribusi masing-masing faktor produksi terhadap pertumbuhan ekonomi suatu perekono-mian dapat digunakan model Neo-Klasik dari Robert Solow dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas yang telah diubah dalam bentuk linear yaitu sebagai berikut:
Ln Y = ln a + β ln K + l ln L + e
Selanjutnya, untuk mengetahui besarnya kontribusi masing-masing faktor produksi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, maka model tersebut digunakan dengan beberapa perubahan. Untuk variabel modal diprediksi dengan tingkat investasi total (investasi asing, investasi swasta dan investasi pemerintah) dengan menggunakan data tahun 1969–1993.
Untuk keperluan analisis digunakan data periode 1969 – 1993 dan model Neo-Klasik dari Solow dengan fungsi produksi Cobb-Douglas dalam bentuk linear yang bersifat constant return to scale. Dalam model tersebut, Y merupakan pertumbuhan ekonomi yang diprediksi dari PDB, K adalah kapital yang diprediksi dari investasi dan L adalah jumlah tenaga kerja yang diserap oleh semua sektor. Dari hasil analisis komputer diperoleh hasil sebagai berikut:
Ln Y =  3,152 + 0,321 Ln K + 1,264 Ln L
(11.521)      (4.945)         (7.210)
R2 = 0,98
F hitung = 510.713
Dalam kurung (…) = t hitung
Selanjutnya berdasarkan data historis diketahui bahwa, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia selama periode 1969–1993 rata-rata sebesar 7,11 persen per tahun. Tingkat pertum-buhan investasi rata-rata sebesar 9,91 persen per tahun, dan tingkat pertumbuhan penyerapan tenaga kerja rata-rata adalah sebesar 2,88 persen per tahun. Untuk mengukur besarnya sumbangan atau kontribusi masing-masing faktor produksi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia digunakan rumus seperti yang telah digunakan oleh Alfian Lains (1990) dengan metode Denisson (1962) yaitu sebagai berikut:
rXi
Kr Xi = ——————- x koefisien Xi
rY
KrXi    = kontribusi variabel Xi terhadap Y
rXi       = rata-rata pertumbuhan variabel Xi per tahun
r Y       = rata-rata pertumbuhan Y
Dari hasil analisis dengan menggunakan model tersebut di atas, diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh investasi dan tenaga kerja. Dengan kata lain, bahwa, pertumbuhan ekonomi Indonesia diantaranya dipengaruhi oleh adanya peningkatan investasi yang bersifat langsung. Ini berarti bahwa, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama Pembangunan Jangka Panjang pertama disebabkan karena adanya peningkatan kuantitas investasi, bukan karena adanya peningkatan kualitas investasi seperti yang terjadi di banyak negara-negara maju. Peningkatan kuantitas investasi tidak banyak berperan dalam meningkatkan kapasitas ekonomi atau skala ekonomi (economic scale). Kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah sebesar 44,79 persen.
Faktor produksi tenaga kerja mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia selama PJP I. Nilai elastisitas tenaga kerja terhadap PDB Indonesia adalah sebesar 1,264. Nilai elastisitas ini menerangkan bahwa, jika terjadi peningkatan produktivitas tenaga kerja sebesar 10 persen, maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat sebesar 12,64 persen. Selanjutnya, setelah dihitung berdasarkan nilai elastisitas terse-but, maka kontribusi tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah sebesar 51,20 persen.

Kemajuan teknologi atau faktor produktivitas total (Total Productivity Factor) merupakan bagian dari kegiatan produksi yang sangat penting. Karena, dengan adanya kemajuan teknologi, produktivitas modal maupun tenaga kerja dapat ditingkatkan lebih besar lagi dibandingkan dengan adanya peningkatan modal maupun tenaga kerja saja. Pengukuran kemajuan teknologi dalam pertumbuhan ekonomi memang merupakan masalah yang tidak mudah. Kemajuan teknologi dapat dilihat dari beberapa aspek seperti dari aspek manajemen, tingkat pendidikan, penggunaan teknik-teknik baru dan lain sebagainya. Dalam hal ini, yang menjadi persoalan bukan dari aspek mana melihat kemajuan teknologi tersebut, tetapi yang lebih penting adalah berapa besar kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kemajuan teknologi dalam pertumbuhan ekonomi menurut Robert Solow (1957) merupakan residu dari kontribusi modal ditambah kontribusi tenaga kerja atau dikenal dengan perubahan teknologi (technology changes). Dari hasil perhitungan, ternyata kontribusi kemajuan teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia selama PJP 1 (1969 – 1993) hanya sebesar 4,01 persen. Dibandingkan dengan hasil penelitian, Robert Solow (1957), Denison (1962, 1967), dan Kuznets (1971), ternyata kontribusi kemajuan teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat rendah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar